Kurangnya informasi baru dapat mengubah persepsi waktu pada otak

Kurangnya informasi baru dapat mengubah persepsi waktu pada otak

Kita sering kali merasa waktu berjalan lambat atau cepat tergantung pada aktivitas yang sedang kita lakukan. Namun, sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa kurangnya informasi baru dapat mempengaruhi persepsi waktu pada otak.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Neuroscience menemukan bahwa ketika otak tidak menerima banyak informasi baru, ia mungkin mengalami kesulitan dalam mencatat waktu dengan akurat. Hal ini dapat terjadi karena otak cenderung mengukur waktu berdasarkan seberapa banyak informasi baru yang diterimanya.

Para peneliti melakukan percobaan dengan memberikan peserta tugas yang berbeda, dari tugas yang membutuhkan pemrosesan informasi baru hingga tugas yang tidak memerlukan pemrosesan informasi baru. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta cenderung merasa waktu berjalan lebih lambat saat mereka sedang melakukan tugas yang tidak memerlukan pemrosesan informasi baru.

Penemuan ini memiliki implikasi penting dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika kita sedang melakukan aktivitas yang monoton dan tidak menarik, seperti menunggu dalam antrian atau melakukan pekerjaan yang rutin, kita mungkin merasa waktu berjalan lebih lambat dari biasanya. Hal ini dapat menyebabkan kita merasa bosan atau frustrasi.

Untuk mengatasi hal ini, penting untuk mencoba menemukan cara untuk tetap terlibat dan mendapatkan informasi baru selama melakukan aktivitas tersebut. Misalnya, kita bisa membaca buku atau mendengarkan podcast saat menunggu dalam antrian, atau mencoba mencari cara baru untuk menyelesaikan pekerjaan rutin agar tetap menarik.

Dengan demikian, kita dapat mengubah persepsi waktu pada otak kita dan membuat pengalaman sehari-hari kita menjadi lebih menarik dan berarti. Semoga penelitian ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu mencari informasi baru dan tetap terlibat dalam aktivitas kita sehari-hari.